Minggu, 22 Januari 2012

Sindroma Kawasaki

NAMA
Sindroma Kawasaki
DEFINISI
Sindroma Kawasaki (Sindroma Kelenjar Getah Bening Mukokutaneus,
Poliarteritis Infantil) adalah suatu penyakit non-spesifik, tanpa agen
infeksius tertentu, yang menyerang selaput lendir, kelenjar getah bening,
lapisan pembuluh darah dan jantung.
PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui.Sindroma Kawasaki pertama kali ditemukan di
Jepang pada akhir tahun 1960. Penyakit ini menyerang anak berumur 2 bulan
sampai 5 tahun dan 2 kali lebih sering ditemukan pada anak laki-laki.
GEJALA
Gejalanya berupa:
- Demam yang turun-naik, tetapi biasanya diatas 39° Celsius, sifatnya
menetap (lebih dari 5 hari) dan tidak memberikan respon terhadap
asetaminofen maupun ibuprofen dalam dosis normal
- Rewel, tampak mengantuk
- Kadang timbul nyeri kram perut
- Ruam kulit di batang tubuh dan di sekeliling daerah yang tertutup popok
- Ruam pada selaput lendir (misalnya lapisan mulut dan vagina)
- Tenggorokan tampak merah
- Bibir merah, kering dan pecah-pecah
- Lidah tampak merah (strawberry-red tongue)
- Kedua mata menjadi merah, tanpa disertai keluarnya kotoran
- Telapak tangan dan telapak kaki tampak merah, tangan dan kaki membengkak
- Kulit pada jari tangan dan jari kaki mengelupas (pada hari ke 10-20)
- Pembengkakan kelenjar getah bening leher
- Nyeri persendian (atralgia) dan pembengkakan, seringkali simetris (pada
sisi tubuh kiri dan kanan).
KOMPLIKASI
Sekitar 5-20% penderita mengalami komplikasi jantung, yang biasanya timbul
pada minggu ke 2-4:
· Peradangan arteri koroner (arteri yang membawa darah ke jantung)
· Aneurisma (pelebaran bagian dari arteri koroner)
· Perikarditis (peradangan kantung jantung)
· Miokarditis akut (peradangan otot jantung)
· Gagal jantung
· Kematian otot jantung (infark miokardium).
Komplikasi lainnya:
· Ruam yang tidak biasa uveitis anterior)
· Nyeri atau peradangan sendi (terutama sendi-sendi yang kecil)
· Peradangan non-infeksius pada selaput otak (meningitis aseptik)
· Peradangan kandung empedu
· Diare.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan jika terjadi demam selama lebih dari 5 hari dan
ditemukan 4 dari 5 gambaran berikut:
- Ruam kulit
- Alat gerak (lengan dan tungkai ) merah dan membengkak
- Mata merah
- Perubahan pada bibir dan mulut
- Pembengkakan kelenjar getah bening.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
· EKG dan ekokardiografi, bisa menunjukkan tanda-tanda dari miokarditis,
perikarditis, artritis, meningitis aseptik atau vaskulitis koroner
· Hitung darah lengkap (menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih dan
anemia (berkurangnya jumlah sel darah merah); pemeriksaan darah berikutnya
menunjukkan peningkatan jumlah trombosit
· Rontgen dada
· Analisa air kemih (bisa menunjukkan adanya nanah atau protein dalam air
kemih).
PENGOBATAN
Pengobatan dini secara berarti dapat mengurangi resiko terjadinya
kerusakan pada arteri koroner dan mempercepat pemulihan demam, ruam dan
rasatidak nyaman. Selama 1-4 hari diberikan immunoglobulin dosis tinggi
melalui infus dan aspirin dosis tinggi melalui mulut. Setelah demam turun,
biasanyaaspirin dalam dosis yang lebih rendah diberikan selama beberapa
bulan untuk
mengurangi resiko kerusakan arteri koroner dan pembentukan bekuan darah.
Dilakukan beberapa kali pemeriksaan EKG untuk mendeteksi adanya komplikasi
jantung.
Aneurisma yang besar diobati dengan aspirin dan obat anti pembekuan
(misalnya
warfarin). Aneurisma yang kecil cukup diatasi dengan aspirin.
Jika anak menderita influenza atau cacar air, untuk mengurangi resiko
terjadinya sindroma Reye, sebaiknya untuk sementara waktu
diberikandipiridamol, bukan aspirin.
PROGNOSIS
Jika tidak terjadi komplikasi jantung, biasanya akan terjadi pemulihan
sempurna. Sekitar 1-2% penderita meninggal, biasanya akibat komplikasi
jantung; 50% diantaranya meninggal pada bulan pertama, 75% meninggal pada
bulan kedua, 95% meninggal pada bulan keenam. Tetapi kematian bisa terjadi
10 tahun kemudian dan kadang secara tiba-tiba.
Aneurisma yang kecil cenderung menghilang dalam waktu 1 tahun, tetapi
arteri koroner tetap lemah sehingga beberapa tahun kemudian timbul
kelainan jantung.

Kelenjar Getah Bening

Limfoma adalah kanker yang tumbuh akibat mutasi sel limfosit (sejenis sel darah putih) yang sebelumnya normal, seperti halnya limfosit normal, limfosit ganas dapat tumbuh pada bebagai organ dalam tubuh termasuk kelenjar getah bening, limpa, sumsum tulang, darah ataupun organ lain.

Ada dua jenis kanker sistem limfotik yaitu penyakit hodgkin dan limfoma non-hodgkin (NHL). Kanker kelanjar getah bening atau limfoma adalah sekelompok penyakit keganasan yang bekaitan dan mengenai sistem limfatik. Sistem limfatik merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh yang membentuk pertahanan alamiah tubuh melawan infeksi dan kanker.
Cairan limfatik adalah cairan putih menyerupai susu yang mengandung protein lemak dan limfosit yang semuanya mengalir ke seluruh tubuh lewat pembuluh limfatik. Ada dua macam sel limfosit yaitu sel B dan T. Sel B berfungsi membantu melindungi tubuh melawan bakteri dengan membuat antibodi yang memusnahkan bakteri. Gejala dan penyakit kanker kelenjar getah bening meliputi pembengkakan kelenjar getah bening pada leher, ketiak atau pangkal paha.
Pembengkakan kelenjar tadi dapat dimulai dengan gejala penurunan berat badan secara drastis, rasa lelah yang terus menerus, batuk-batuk dan sesak napas, gatal-gatal, demam tanpa sebab dan berkeringat malam hari. Seringkali penderita tidak menunjukkan gejala khas hanya memiliki semacam benjolan atau pembengkakan kelenjar getah bening pada leher. Karena tidak ada keluhan khas banyak pasien baru berobat saat masuk stadium lanjut sehingga sel kanker sudah menyebar dan sulit diangkat dengan operasi.
WHO memperkirakan sekitar 1,5 juta orang di dunia saat ini hidup dengan NHL dan 300 ribu orang meninggal karena penyakit ini tiap tahun. Sekitar 55 persen dari NHL tipenya agresif dan tumbuh cepat. NHL merupakan kanker tercepat ketiga pertumbuhannya setelah kanker kulit dan paru-paru. Angka kejadian NHL meningkat 80 persen dibandingkan tahun 1970-an. Setiap tahun angka kejadian penyakit ini meningkat 3-7 pesen. NHL banyak terjadi pada orang dewasa dengan
angka tertinggi pada rentang usia 45-60 tahun. Makin tua usia makin tinggi risiko terkena limfoma karena daya tahan tubuhnya menurun.
Hingga kini penyebab limfoma belum diketahui secara pasti. Ada empat kemungkinan penyebabnya yaitu faktor keturunan, kelainan sistem kekebalan, infeksi virus atau bakteri dan toksin lingkungan (herbisida, pengawet, pewarna kimia). Penyebabnya multifaktor. Terdapat lebih dari 30 subtipe NHL (90 persen dari jenis sel B) yang dapat diklasifikasikan
dengan pertimbangan beberapa faktor, penampakan di bawah mikroskop, ukuran, kecepatan Waspadai Benjolan Di Leher Pertanda Awal Kanker Kelenjar Getah Bening tumbuh dan organ yang kena.

Kamis, 19 Januari 2012

Retinopati Diabetikum

RETINOPATI DIABETIKUM
Retinopati Diabetikum adalah kerusakan progresif pada retina akibat diabetes menahun.
Kelainan ini bisa terjadi pada penderita diabetes yang mendapatkan insulin maupun yang tidak.
Diabetes bisa menyebabkan 2 macam perubahan pada retina:
  1. Retinopati non-proliferatif
    Terjadi robekan dan kebocoran pada pembuluh darah kecil (kapiler) di dalam retina.
    Daerah di sekeliling robekan kapiler membengkak, menbentuk tonjolan kecil yang mengandung endapan protein darah.

    Pada stadium awal penyakit ini tidak menyebabkan kebutaan.
    Perdarahan retina yang kecil bisa merubah bagian lapang pandang. Jika perdarahan terjadi di dekat makula, maka penglihatan menjadi kabur.

  2. Retinopati proliferatif
    Kerusakan pada retina merangsang pertumbuhan pembuluh darah yang baru.
    Pembuluh darah yang baru tumbuh secara abnormal, menyebabkan terbentuknya jaringan parut dan ablasio retina (kadang-kadang).
    Pembuluh darah bisa tumbuh dan mengalami perdarahan ke dalam humor vitreus.

    Retinopati proliferatif bisa menyebakan kebutaan total.
PENYEBAB
Retinopati diabetikum terjadi karena adanya kerusakan pada pembuluh darah yang menuju ke retina.
Kadar gula darah (glukosa) yang tinggi pada diabetes menyebabkan penebalan pembuluh darah yang kecil.

Pada stadium awal (retinopati non-proliferatif), pembuluh darah menjadi berlubang-lubang dan isinya merembes ke dalam retina, menyebabkan penglihatan menjadi kabur.

Pada stadium lanjut (retinopati proliferatif), terjadi pertumbuhan pembuluh darah yang baru di dalam mata.
Pembuluh darah yang baru ini sangat rapuh dan bisa mengalami perdarahan sehingga menyebabkan penurunan fungsi penglihatan.

Beratnya retinopati dan penurunan fungsi berhubungan dengan kadar glukosa dan lamanya seseorang menderita diabetes.
Biasanya retinopati baru terjadi dalam waktu 10 tahun setelah seseorang menderita diabetes.

GEJALA
Gejalanya berupa:
  • Penurunan ketajaman penglihatan

  • Penderita melihat bintik-bintik yang malayang-layang.

    Banyak penderita yang tidak menunjukkan gejala lain sebelum terjadi perdarahan utama pada mata.

    Retinopati diabetikum


  • DIAGNOSA
    Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

    Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk menilai keadaan retina adalah pemeriksaan dengan oftalmoskop dan fotografi retina.

    PENGOBATAN
    Tujuan pengobatan adalah mengontrol diabetes dan tekanan darah tinggi.
    Pengobatan terhadap diabetes dan tekanan darah tinggi biasanya tidak menyebabkan perbaikan kerusakan yang telah terjadi, tetapi akan memperlambat perkembangan retinopati.

    Untuk menghancurkan pembuluh darah yang baru dan menyumbat pembuluh darah yang bocor, dilakukan fotokoagulasi laser.

    Jika terjadi perdarahan hebat dari pembuluh darah yang telah mengalami kerusakan, dilakukan vitrektomi (pembedahan untuk membuang darah dari humor vitreus).
    Setealah vitrektomi, fungsi penglihatan akan menunjukkan perbaikan dan secara bertahap mata akan membentuk humor vitreus yang baru.

    PENCEGAHAN
    Cara pencegahan yang terbaik adalah mengontrol diabetes dan tekanan darah tinggi.

    Penderita diabetes sebaiknya menjalani pemeriksaan mata secara rutin (1 kali/tahun), yang dimulai pada tahun ke 5 setelah terdiagnosis menderita diabetes.

    Rabu, 18 Januari 2012

    Gejala Diabetes

    Kencing manis (diabetes mellitus) adalah kondisi di mana tubuh tidak dapat mengatur kandungan gula dalam darah sehingga glukosa atau gula yang biasanya diangkut menuju sel-sel tubuh sebagai sumber energi justru tercecer dalam aliran darah, bahkan ikut terbuang dalam air seni. Pengaturan gula darah oleh tubuh dilakukan dengan bantuan hormon insulin yang berasal dari pankreas. Diabetes terdiri dari dua jenis:

    Tipe 1:

    Diabetes karena tubuh tidak memproduksi insulin sehingga penderita harus disuntik insulin setiap hari untuk mengendalikan kadar gula darah. Diabetes tipe 1 terjadi pada anak-anak dan remaja dan perkembangannya berlangsung cepat.tanda diabetes

    Tipe 2:

    Pada diabetes tipe 2, pankreas memproduksi insulin, namun sel-sel tubuh tidak meresponnya secara normal. Jenis diabetes ini biasanya terkait dengan kegemukan dan beberapa kasus kehamilan serta baru berjangkit pada usia di atas 40 tahun.
    Kadar gula darah tinggi secara lambat laun akan mengakibatkan kerusakan pembuluh darah dan saraf yang mengakibatkan gangguan fungsi mata, ginjal dan saraf serta meningkatkan risiko serangan jantung, stroke dan impotensi.

    Gejala diabetes

    Pada diabetes tipe 2, kontrol gula darah dapat dilakukan melalui perubahan gaya hidup dan pola makan. Menurut berbagai penelitian, perubahan tersebut terbukti efektif menekan risiko diabetes. Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda untuk menyadari bila diabetes sudah ada dalam diri Anda. Sekitar 8.6% penduduk Indonesia menurut WHO mengidap diabetes, sayangnya banyak yang tidak menyadari sampai kasusnya menjadi kronis.
    Seseorang dikatakan menderita diabetes bila kadar gula dalam darahnya di atas 126 mg/dl (puasa) atau 200 mg/dl (tidak puasa). Namun, kebanyakan gejala diabetes baru terlihat bila gula darah sudah di atas 270 mg/dl. Jangan mengandalkan gejala untuk mengetahui kehadiran diabetes. Satu-satunya cara yang akurat untuk mengetahuinya adalah dengan tes darah dan urin.
    Gejala atau tanda-tanda diabetes yang umum terjadi adalah:
    • Dehidrasi
    • Rasa haus terus-menerus
    • Peningkatan frekuensi kencing
    • Kelelahan
    • Penurunan berat badan
    • Gangguan penglihatan
    • Penyembuhan luka yang lama

    Catatan:

    Pengukuran konsentrasi gula darah dilakukan dengan dua metode yaitu berdasarkan berat (mg/dl) dan jumlah molekul (mol/ml). Konversi dari mg/dl ke mol/ml adalah dengan membagi 18. Misalnya, 200 mg/dl sama dengan 11.1 mol/ml.

    Selasa, 17 Januari 2012

    Kenali Tipe dan Penyebab Diabetes

    Diabetes terjadi jika tubuh tidak menghasilkan insulin yang cukup untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal atau jika sel tidak memberikan respon yang tepat terhadap insulin.

    Ada 2 tipe Diabetes Mellitus, yaitu:
    1. Diabetes Mellitus tipe 1 (diabetes yang tergantung kepada insulin)
    2. Diabettes Mellitus tipe 2 (diabetes yang tidak tergantung kepada insulin, NIDDM)
    Diabetes Mellitus tipe 1 Diabetes Mellitus tipe 2
    Penderita menghasilkan sedikit insulin atau sama sekali tidak menghasilkan insulin. Pankreas tetap menghasilkan insulin, kadang kadarnya lebih tinggi dari normal. Tetapi tubuh membentuk kekebalan terhadap efeknya, sehingga terjadi kekurangan insulin relatif.
    Umumnya terjadi sebelum usia 30 tahun, yaitu anak-anak dan remaja. Bisa terjadi pada anak-anak dan dewasa, tetapi biasanya terjadi setelah usia 30 tahun
    Para ilmuwan percaya bahwa faktor lingkungan (berupa infeksi virus atau faktor gizi pada masa kanak-kanak atau dewasa awal) menyebabkan sistem kekebalan menghancurkan sel penghasil insulin di pankreas. Untuk terjadinya hal ini diperlukan kecenderungan genetik. Faktor resiko untuk diabetes tipe 2 adalah obesitas dimana sekitar 80-90% penderita mengalami obesitas.
    90% sel penghasil insulin (sel beta) mengalami kerusakan permanen. Terjadi kekurangan insulin yang berat dan penderita harus mendapatkan suntikan insulin secara teratur. Diabetes Mellitus tipe 2 juga cenderung diturunkan secara genetik dalam keluarga.

    Penyebab diabetes lainnya adalah:
    1. Kadar kortikosteroid yang tinggi
    2. Kehamilan diabetes gestasional), akan hilang setelah melahirkan.
    3. Obat-obatan yang dapat merusak pankreas.
    4. Racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin.